Kisah Besar (habis)

Diposting oleh AAS | 01.04 | | 0 komentar »

Bagian ke enam (VI)

Pada awal abad ke 20, para kaum salibis yang dipimpin para penyembah syaithon dari bangsa yahudi, berhasil mengakhiri perang salib dengan kemenangan.

Dengan segala tipu daya muslihat dan dengan mengerahkan seluruh kemampuan yang mereka miliki serta bantuan besar-besaran dari kaum munafikin yang berada di tubuh ummat ini, mereka berhasil meruntuhkan khilafah Islamiyyah terakhir.

Negeri-negeri Islam pun terkapar di bawah kaki para durjana prajurit-parjurit kedaulatan syaithon! Terbagi-bagi dan terpecah-pecah dalam potongan-potongan geografis yang sangat terbatas. Setelah perang dunia kedua berakhir sistem penjajahan pun dirubah, dari penjajahan langsung ke sistem tidak langsung. Negara-negara baru, lemah, tertindas dan terkontrol pun didirikan oleh kaum salibis penjajah. Dibentuk menurut selera dan mashlat mereka! Syarat pertama dan utama adalah tidak boleh mendirikan sistem Islam. Sedangkan syarat kedua adalah tunduk mutlak kepada kebijakan-kebijakan salibis dan yahudi internasional yang berkendaraan organisasi “Freemason” di segala bidang ekonomi, budaya, politik, pendidikan dan lain-lain. Undang-undang dasar pun paling sedikit harus “direstui” kalau tidak memang disusun oleh mereka! Keunggulan keuangan, teknologi, militer dan sistem intelijen menjadi jaminan untuk terlaksananya kedua syarat utama itu.

Orang-orang yang diberi peran sebagai pendiri setiap Negara-negara boneka tersebut pun adalah orang-orang pilihan mereka yang sudah terjamin loyalitasnya. Sistem regenerasi kekuasaan pun harus memberikan jaminan akan tidak adanya pergeseran ke arah kekuatan-kekuatan Islami yang mungkin muncul sewaktu-waktu.

VII.

Dibawah cengkeraman salibis dan yahudi internasional itu, kaum muslimin pun terpuruk disemua lapangan kehidupan. Hukum Islam adalah hal utama dan pertama yang harus disingkirkan dari kehidupan ummat ini. Pendidikan dijauhkan dari norma-norma Islam yang murni. Sekulerisme dipupuk dan didukung habis-habisan, nasionalisme dijadikan dasar al wala’ dan al baro’. Wanita ditipu besar-besar untuk keluar dari peranannya yang sebenarnya, digiring dan diseret dengan segala bentuk rayuan ke dalam jurang penderitaan lahir dan batin. Anak-anak belia dipersiapkan untuk menjadi musuh-musuh agama mereka sendiri. Da’wah agama-agama buatan iblis, diperkuat tanpa batas. Semua itu dalam rangka memenangkan pergulatan merebut kedaulatan atas kehidupan manusia untuk diperembahkan kepada iblis.

Adanya sandiwara perang dingin, memang telah memberi peluang untuk tidak terkontrolnya situasi persis seperti yang diinginkan oleh para iblis dan keturunan kera serta penyembah syaithon. Maka ketika Sohwah Islamiyyah mulai memasuki era jihad di Afghanistan maka sandiwara itu pun harus segera berakhir.

Seketika dan dengan sangat tenang serta mudah, “diruntuhkanlah” uni soviet, agar kekuatan mereka bisa dikonsentrasikan memukul usaha-usaha kebangkitan kaum Muslimin. Dengan dalih memerangi terorisme, genderang perang terhadap Islam pun dipukul bertalu-talu siang dan malam. Siapa yang ingin mendapat keridhoan hamba-hamba syaithon itu, mereka harus menari menurut irama genderang itu. Maka secara serentak menarilah mereka dengan tubuh bugil, tanpa tedeng aling-aling.

Tetapi celakalah mereka!! Bagaikan yang mengejar fatamorgana, untuk mendapatkan seteguk air!! Celakalah mereka!! Mereka tidak akan memenangkan pertarungan ini!! Walaupun pada beberapa saat dari umur dunia ini, mereka sanggup menguasai kaum yang beriman, tetapi pada akhirnya kemenangan akan diraih kaum Muslimin, ummat Muhammad.

Allah akan menolong hamba-hambanya yang beriman!! Akan menjayakan agama-Nya!! Tak akan ada kekuasaan yang sanggup mencegahnya !! Abadan…Abadan!!

Demikian lemah tipu daya syaithon ! lari pontang-panting ketik melihat para malaikat mulai turun dari langit ! tak berdaya apa-apa ketika melawan ketakwaan ! bagaimana tidak!? Mendengar kumandang azan saja terus lari terbirit-birit!!

Prajurit-prajurit iblis dari golongan manusia pun tak pernah bertahan lama dalam menghadapi prajurit-prajurit Allah. Tetapi mengapa mereka sekarang mampu mencengkeram kita?

Jawabnya !!? karena kita bukanlah kita lagi!! Sebelum benteng terakhir ummat ini runtuh pun, mayoritas kita sudah berjalan di luar kemurnian Islam dan cinta dunia sudah merasuk ke dalam hati. Cinta dunia sudah menjauh kita dari cinta juang! Menjadikan kehidupan akhirat di hati hati kita hampir-hampir hanya dongeng sebelum tidur !

VIII.

Kita harus berjuang ! Berjuang menegakkan kedaulatan Allah syar’iyyah, seperti perjuangan para nabi dan leluhur solihin pendahulu kita ! mengikis cengkeraman iblis atas ummat ini.

Perjuangan harus menjadi kehidupan kita dan kehidupan kita harus menjadi perjuangan ! perjuangan suci abadi. Ktia harus tidak terlena oleh kemanisan dunia, mengikuti semua aneka ragam kelezatan dengan mengorbankan perjuangan ! Perjuangan yang hakikatnya adalah kobaran cahaya Ilahi yang suci.

Mengapa kita harus berjuang ?

Mari kita renungkan hal-hal dibawah ini :

1. Dengan berjuang kita mendapatkan hidayah petunjuk dari Allah dalam meniti jalan kehidupan menuju pintu-pintu syurga.
2. Dengan berjuang kita mendapat kejayaan dunia dan akhirat, bukan sama sekali seperti yang selalu dibisik-bisikan syaithon untuk menakut-nakuti agar kita tidak berjuang.
3. Dengan berjuang pula kita akan mendapatkan kedudukan yang tinggi di sisi Allah SWT
4. Kita membutuhkan perjuangan untuk menyempurnakan Iman kita. Kita butuh untuk membuktikan keimanan kita kepada Allah. Pembuktian ini adalah suatu tuntunan syar’i ! Karena iman bukanlah sekedar kepercayaan bersemayam di hati, tetapi sesuatu yang harus dibuktikan dengan perbuatan. Dengan perjuangan akan banyak sekali terbukti dan terwujud unsur-unsur keimanan pada dunia nyata seperti kesabaran, keyakinan, tawakal dan lain-lain kita sangat mmebutuhkan pembuktian iman pada alam nyata. Kalau tiada ada pembuktian, tanpa uzur, maka kita bukanlah orang-orang yang beriman.
5. Kita butuh perjuangan untuk menafikan dan mengikis habis sifat-sifat nifak pada diri dan hati kita.
Rugilah mereka yang Allah tidak memberi peluang untuk berjuang.

IX.

Perjuangan syar;i dalam Islam, yaitu perjuangan fi sabilillah adalah semua jenis usaha halal demi untuk meningkatkan kalimatullah. Dengan ungkapan lain semua menegakkan kedaulatan Allah syar’iyyah di alam nyata ini.

Di setiap kondisi, usaha-usaha mu’tabar bisa berbeda-beda bentuk isi, cara dan bobotnya. Setiap perjuang harus pandai menentukan usaha-usaha yang cocok untuk setiap kondisi, dengan panduan manhaj perjuangan para anbiya dan Nabi kita Muhammad SAW pada khususnya :

Tetapi pada dasarnya perjuangan itu berkisar pada tujuan-tujuan :

1. Menjaga kemurnian agama dan menyebarluaskannya. Hal ini menuntut kita mempelajari Islam dengan manhaj Rasulullah saw dan shahabatnya, yaitu manhaj Ahlus Sunnah wal Jama’ah, mengamalkannya dan mendakwahkannya.
2. Menegakkan syari’atullah sebagai satu-satunya undang-undang yang didaulat ummat.

Kedua poin inilah yang dimaksud dengan penegakkan kedaulatan Allah syar’iyyah.

Di dalam kondisi seperti dimana kemurnian Islam menjadi kabur atas mayoritas putra-putri Islam, maka tugas utama kita adalah mempelajari, mengamalkan, dan mendakwahkan manhaj Ahlus Sunnah wal Jama’ah. Setiap personal yang sudah dimanhajkan harus dimobilisir sedapat mungkin untuk melaksanakan tugas yang sama dalam suatu keterikatan jaringan kerja yang akan menjadi pendukung bahkan pelaksana penegakkan syar’iah dikemudian hari. Kita harus tidak menoleh kepada program politik apalagi jalur parlemen pada marhalah ini. Jalur politik Islami yang menentang hegemony salibis tanpa mempunyai kekuatan pendukung yang cukup, adalah pekerjaan membuang waktu dan tenaga, bahkan bisa menyeret ke arah kehancuran manhaj dan fisik.

Jangan berpikir untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan yang berhubungan dengan hal-hal yang mengganggu keamanan! Walaupun sasarannya adalah orang-orang kafir. Hal-hal tersebut tidak akan berbuah kemajuan ke arah tujuan. Di samping ke syar’iyyahan amal seperti itu masih sangat dipertanyakan.

Berjuanglah saudaraku…berjuanglah !!

Segala sesuatu yang engkau kerjakan demi perjuangan ini, adalah sebuah perjuangan yang tersendiri.

Kau hanya hidup di dunia satu kali dan akan kau lalui jatah waktu yang Allah berikan padamu. Laluilah dengan perjuangan!! Jadilah orang besar!! Jangan kecewa kalau kau seorang yang lemah fisik! Jangan kecewa kalau kau tak pandai bicara..jangan kecewa kalau kau tak berharta..kebesaran tidak dihitung dari semua itu! Kebesaranmu diukur dari kesediaanmu berkorban di jalan perjuangan ini dengan ikhlas demi Allah SWT.

Kau…kalau kau panjang umur, niscaya kau akan menjadi tua renta.

Jadilah renta yang akan direntakan oleh beratnya perjuangan!! Bukan direntakan oleh kekosongan mengejar kelezatan dunia yang fana ini.

Menjadi Julaibib zaman ini, jauh lebih mulia dari mereka yang kaya raya, tampan wajah, gempal tubuh, indah istana dan ceria muka, tetapi kosong dari perjuangan Allah!

Kekayaanmu yang sejati adalah timbunan perjuanganmu setiap hari, tercatat di sisi Allah dan Dia tak akan melupakannya.

Bersabarlah beramal Jama’i dalam perjuangan ini! Tantangan ummat ini terlalu berat, tak mungkin bisa dibatasi tanpa amal jama’i…Bersabarlah menanggung tekanan masyarakat sekelilingmu, orang-orang rumahmu, istrimu bahkan tekanan dirimu sendiri.

Teguhkanlah tekadmu jangan sampai terkecoh ! Tetapkanlah langkahmu jangan sampai tergelencir!

Titi jalan yang benar ini, sampai malakul maut menjemputmu…

Sampai bertemu di tepi Al-Kautsar…!

AAS ( 20/01/09 )

0 komentar

Posting Komentar