MANHAJ (STRATEGI) HAROKI

Diposting oleh AAS | 01.34 | | 1 komentar »

Strategi haraki kita berjalan di atas tiga jalan utama yaitu:

1. Pembentukan sosok tubuh perubah
Dalam hal ini terbentuk organisasi yang kuat, yang sanggup mengadakan perubahan total dan mempertahankan hasil dari perubahan itu serta meneruskannya menuju kepada kesempurnaan.
Kita tidak menginginkan suatu perubahan yang tidak bisa dipertahankan dan disempurnakan, karena hal itu adalah hal yang percuma saja. Yang dimaksud dengan perubahan di sini tentunya adalah perubahan masyarakat jahiliyyah menjadi masyarakat Islami. Bagian-bagian dari sosok ini adalah personal (manusia), tandzim (sistem) dan harta (sarana). Dasar dari tiga bagian itu adalah unsur manusia. Sebab, manusialah pelaku hakiki dari perubahan tersebut dan unsur manusialah yang akan melahirkan kedua unsur lainnya. Strategi haraki pada unsur manusia ini adalah pembanyakan terus menerus dan pembinaan (tarbiyah) yang tiada ada hentinya.

Tarbiyah dari semua segi dien Al-Islam harus mencapai mutu setinggi-tingginya dan dilakukan secara sistematis. Semua ini akan memakan waktu yang panjang sekali. Dari itu kesabaran kitapun harus cukup kuat. Kesabaran dalam tarbiyah dan kesabaran dalam menekan perasaan yang ingin menyimpangkan kita dari jalan tarbiyah ke jalan pintas. Perubahan ini tidak mungkin dilakukan dan dipertahankan tanpa sosok perubah yang kuat. Tarbiyah yang bermutu dan kuantitas yang cukup adalah unsur utama dari arti “kuat” di sini. Ketidak sabaran dan keterburu-buruan dalam menjalani strategi ini akan mengantarkan kita kepada pemilihan jalan alternatif (pintas) baik jalan melalui demokrasi yang kufur atau memaksa-maksakan untuk memulai jihad fisik. Keduanya akan menuntun kita ke pintu kegagalan, bahkan juga ke arah malapetaka. Pandangan bahwa tidak ada jalan lain selain pertumpahan darah, dalam menjalankan suatu masyarakat Islami telah banyak memicikkan pemikiran dalam berdakwah.
Kalau kita tengok sirah Rasul saw, maka kita dapati ketika shahabat di Makkah tidak mungkin lagi, atau paling sedikit sulit sekali untuk membentuk sosok yang sanggup merubah, maka Beliau pun mengalihkan usaha Beliau ke Madinah sampai terbentuk suatu kekuatan yang bisa mendirikan masyarakat Islami (Negara Islam) melalui jalan tarbiyah dan terbentuklah masyarakat Islami itu di Madinah tanpa pertumpahan darah sedikit pun. Ini tidak berarti kita mengharamkan jihad fisik yang dilakukan dengan kekuatan yang memadai dan dalam kondisi yang layak. Tetapi yang kita ingatkan adalah bahwa jihad fisik bukanlah satu-satunya jalan dalam mendirikan masyarakat Islami, khususnya di sebuah masyarakat jahiliyyah yang dihuni oleh mayoritas muslimin. Semua cara halal dan ampuh bisa ditempuh (termasuk jihad fisik yang benar) menurut kondisi yang ada. Tetapi, cara apapun yang ditempuh memerlukan “kecukupan” dalam kualitas dan kuantintas. Dari itu “kecukupan” ini dululah yang harus kita capai. Sedangkan cara penuntasan terakhir yang akan di tempuh kita serahkan pada generasi pelaksana menurut kondisi yang ada pada waktunya.
2. Jalur utama kedua dalam strategi haraki ini adalah mentarbiyah masyarakat dengan kandungan La Ilaha Illallah – Muhammad Rasulullah.
Dengan kata lain membina masyarakat untuk sampai pada kesadaran yang tinggi tentan garti La Ilaha Illallah – Muhammad Rasululllah, kewajiban mereka terhadap penerapan syariat dan penegakkan sunnah. Semua usaha yang memungkinkan, harus dilakukan untuk menyadarkan masyarakat bahwa kedua hal di atas adalah kandungan utama dari dien Al-Islam dan merupakan konsekwensi utama dari keimanan mereka. Masalah inilah yang harus menjadi titik temu atau garis tengah bersama antara masayrakat dan para perubah. Tugas kita adalah mendakwahkan mereka bukan memerangi mereka, sampai hujjah benar-benar tegak dan semua masalah jelas bagi yang ingin memilih kebenaran atau kebathilan.
Keikut sertaan masyarakat (rakyat) dalam menuntaskan proses perubahan sangat besar sekali. Merekalah sandaran terkuat orang-orang jahiliyyah dalam memerangi dakwah ini. Mereka harus tidak berada dipihak orang-orang jahiliyyah dalam ini dan harus tidak hanya menjadi sekedar penonton. Tetapi mereka harus dijadikan benar-benar berada dipihak para perubah.
3. Bagian ketiga dari strategi ini adalah menjelaskan tentang kekufuran sistem yang ada dan memperingatkan masyarakat tentang makar musuh-musuh Islam terhadap Islam dan kaum muslimin baik dalam lingkup nasional ataupn internasional. Dengan kata lain masyarakat harus menyadari tentang realita yang ada dengan pandangan Islami.

AAS (01/02/09)

1 komentar

  1. Anonim // 10 Februari 2009 pukul 03.06  

    assalam

Posting Komentar